IBU,,BAPAK,,SAUDARA-SAUDARAKU SEMUA"!! {{ MENGERIKAN }} STOOOPP BELIKAN ANAK ANDA SUSU FORMULA INI..?? JIKA TIDAK INGIN SEPERTI INI..!!! YUK DI SHARE,, KARNA SATU SHARE" DARI ANDA TELAH DI TUNGGU JUTA'AN SAUDARA-SAUDARA KITA...!!!

IBU,,BAPAK,,SAUDARA-SAUDARAKU SEMUA"!! {{ MENGERIKAN }} STOOOPP BELIKAN ANAK ANDA SUSU FORMULA INI..?? JIKA TIDAK INGIN SEPERTI INI..!!! YUK DI SHARE,, KARNA SATU SHARE" DARI ANDA TELAH DI TUNGGU JUTA'AN SAUDARA-SAUDARA KITA...!!!




Siang agan/aganwati sekalian, disini ane hanya mau sharing dari seorang ibu di sebuah grup facebook
BAHAYA SUSU FORMULA…

PENTING UNTUK DIBACA UNTUK PARA IBU

(HEBOH) Pengakuan salah satu produsen Susu Formula

Jadi inget, dulu pernah bikin riset tentang susu formula merek X, buatan Eropa di pertengahan tahun 2008. Interviewnya sama dokter-dokter anak di Indonesia, pas banget ketika saya sedang hamil.

Ketika saya ikut serta dalam riset ini, saya belum kebayang sama sekali bakal kasih ASI sampai 22bulan, dan kasih homemade food ke Alika; anak saya, dan gak memberikan susu formula sama sekali. Boro-boro kebayang pumping ASI dan bawa-bawa pompa dan segambreng peralatan perang ASI lainnya, wong dulu tuh mikirnya pasti soal “merek susu apa ya yg bagus?” atau nanya ke orang-orang: “Merek susu apa ya yang bagus?”.

Sampai suatu hari Saya dapat kesempatan untuk bantu di project riset tentang susu formula merek ini. Fyi: ini adalah salah satu merek susu buatan Eropa yang terkenal di Indonesia.

Dan sebelum fieldwork dimulai, saya seperti biasa melakukan brainstorming meeting bersama orang brand (Orang Swiss) dan orang R&D yg menjadi salah satu peracik formula susunya (Dokter asal New Zealand).

Dari hasil brainstorming meeting ternyata diketahui bahwa alasan mereka membuat study pemasaran di Indonesia karena pangsa pasar susu formula di Indonesia itu sangat besar, termasuk dalam 5 besar di dunia. Sementara, di Eropa sendiri para produsen susu formula sangat susah buat jualan produk susu formula, karena pemerintahnya sangat galak dan sangat ketat dalam mengatur penjualan susu formula.



Hal ini berbeda dengan pemerintah Indonesia yang belum galak dan masih “Pro” Susu formula. Belum lagi ditambah dengan adanya stigma dari orang Eropa mengenai susu formula yang dianggap “rubbish product” – karena terlalu banyaknya process dalam pembuatannya: dari cair ke bubuk dan terlalu banyak bahan kimia yang dibutuhkan dalam proses pengubahan bentuknya dan terlalu banyak fortifikasi yang artinya terlalu banyak bahan kimia di dalamnya.

Makanya produk X ini mau meningkatkan penjualannya di Indonesia, karena memang lebih mudah dan lebih gampang

Ketika Saya mendengar cerita itu di meeting itu, Saya sebenarnya sudah agak shock dengan keterangan mereka, karena pemahaman saya mengenai susu formula “yang sangat sehat” ternyata salah.
Hasil gambar untuk ANAK SAKIT
Hasil gambar untuk ANAK SAKIT

Namun memang, meski sudah mendengar penjelasan orang Brand dan R&D tersebut, penjelasan tersebut masih belum begitu bisa membuat hati saya tergerak untuk memberikan ASI pada calon Bayi Saya. Saya bahkan masih terpikir untuk tetap kasih formula…. Mungkin campur laah 50% ASI : 50% formula. Kan saya kerja..?? *alesan*

Setelah selesai brainstorming meeting, saya iseng bertanya pada orang R&D yang meracik susu formula merek ini, karena beliau adalah Ibu dari 1 anak, dan anaknya berusia 3thn. Tujuannya seperti biasa, karena saya ingin cari referensi mengenai merek susu formula, soalnya dia kan dokter dan R&D susu formula. Jadi pastinya referensinya OK

Jadi langsung saja Saya tanya ke beliau, “Kalau Anda dulu kasih susu formula merek apa?” (dengan keyakinan, pasti dia akan bilang merek yang dia racik).

Ternyata saya mendengar jawaban diluar harapan saya, karena dia bilang:”Saya tidak kasih susu formula sama sekali” *Saya bengong*.

Lalu saya tanya lagi: “Terus dikasih apa? Susu UHT?”

Dijawab sama beliau: “Tidak, saya baru kasih UHT ketika umur 2 tahun” *dan saya makin bingung dan shock*

Saya tanya lagi: “Terus dari 0 – 2 tahun anak Anda dikasih apa?”

Dia jawab sambil tersenyum: “Saya kasih ASI, karena susu formula itu nutrisinya itu tidak sebanding dengan ASI.”

Agak shock denger jawaban dari si ibu R&d itu. Apalagi pas denger dia bilang lagi: “Saya menyusui sampai anak saya umur 24 bln, setelah itu langsung saya kasih UHT. No formula at all!” *Dan saya pun menganga*

Saya tanya lagi” seriously?”

Dia jawab lagi: “Yup. Very serious”. Dan semua orang mendorong saya untuk memberikan ASI. Jadi masa menyusui Saya menjadi lebih mudah”

Tetapi tetep aja… Meski sudah denger pengakuan si R&D itu… Saya masih agak tidak percaya dengan pengakuan dia, sampai pada akhirnya saya menginterview 5 dokter anak di Indonesia: 3 yang Pro ASI, dan 2 Yang Tidak Pro ASI.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar