Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti menyindir Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak tegas dalam menyikapi desakan pihak tertentu terhadap Komjen Pol Budi Waseso.
Pernyataan orang nomor satu di kepolisian itu menandakan bentuk kekecewan terhadap Presiden Jokowi dalam rangka mendukung pemberantasan korupsi.
Demikian dikatakan pengamat politik Ahmad Baidhowi dalam pernyataan kepada suaranasional, Selasa (8/9). “Kapolri sampai ngomong begitu menandakan ada yang tidak beres terhadap Jokowi. Jokowi tidak punya sikap tegas dan masih takut kepada JK,” papar Baidhowi.
Baidhowi mengatakan, Kabareskrim baru Komjen Pol Anang Iskandar kelihatannya terlalu kompromi terhadap kasus-kasus korupsi yang melibatkan orang-orang Istana. “Anang kelihatannya kurang begitu tegas dalam penegakan hukum masalah korupsi. Ini PR yang besar buat Kabareskrim baru,” jelas Baidhowi.
Kata Baidhowi, sindiran Kapolri ini bisa menjadi kekuatan kepolisian untuk melakukan kudeta terhadap Presiden Jokowi. “Bisa jadi polisi kudeta terhadap Jokowi. Selama ini Jokowi banyak mempermainkan kepolisian mulai dari kasus BG sampai Buwas,” papar Baidhowi.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti menyindir Presiden Jokowi yang tidak tegas.
“Sebenarnya proses biasa, sudah lama karena kita tahu Presiden adalah orang Jawa, tak mungkin perintah tegas mutasi tidak mungkin,” ungkap Badrodin saat rapat kerja dengan Komisi III DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (8/9/2015).
Pemindahtugasan itu sendiri, lanjut Badrodin, setelah adanya lima poin perintah Jokowi yang disimpulkan bahwa penanganan kasus korupsi tidak boleh terlalu dini diekspose.
“Ada lima hal perintah, disimpulkan adalah di dalam penanganan kasus korupsi jangan terlalu dini diekspose, jangan terlalu mudah, ini digariskan, dan diteruskan ke seluruh jajaran,” beber Badrodin.
0 komentar:
Posting Komentar